Post Details

  • Bahtsul Masaail
  • Admin
  • 26 May 2025


Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya (Kelas Kalam Mahad Aly Al Mubaarok Berjalan Lagi)


Wonosobo, 26 Mei 2025 — Program Kelas kalam (kelas menulis) yang diselenggarakan oleh Badan Semi Otonom (BSO) Literasi Ma’had Aly Al-Mubaarok yang telah resmi dibuka kembali  pada Sabtu (24/5) di Aula Ma’had Aly. Acara ini menandai dimulainya rangkaian pelatihan kepenulisan yang bertujuan untuk mengasah kemampuan mahasantri dalam menyusun isi tulisan yang kuat, benar, dan komunikatif.
Menulis adalah bagian dari menjaga dan menyebarkan ilmu. Aktivitas ini bukan sekadar sarana belajar, melainkan juga tanggung jawab ilmiah seorang penuntut ilmu. Santri masa kini tidak hanya dituntut menguasai kitab, tetapi juga mampu menyuarakan gagasan lewat pena, hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah ﷺ:

 

"Ikatlah ilmu dengan menuliskannya."
(HR. Al-Khatib Al-Baghdadi)


Acara pembukaan ini di ikuti oleh 50 lebih mahasantri dan juga dihadiri oleh Muhlisun, selaku penanggung jawab Badan Semi Otonom (BSO), serta dihadiri oleh  Ketua Literasi mahasantri, dan Presiden BEM Ma’had Aly Al-Mubaarok.
Dalam sambutannya, Ketua Literasi menaruh  harapan besar kepada Kelas Kalam agar benar-benar menjadi wadah yang serius untuk meningkatkan kemampuan menulis para mahasantri. Menulis tidak hanya sekadar aktivitas akademik, melainkan harus dijadikan sebagai sarana efektif untuk dakwah dan perubahan positif 

 

“Adanya kelas kalam harus bisa menjadi gebragan untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasantri,” ujarnya.
 

Sebagai penguat pesan ini, Allah Ta’ala berfirman:
"Nun. Demi pena dan apa yang mereka tulis."
(QS. Al-Qalam: 1)


Ayat ini menunjukkan bahwa pena dan tulisan memiliki posisi yang sangat mulia dalam pandangan Islam. Maka, menjadikan menulis sebagai sarana dakwah adalah bentuk pengamalan nyata dari nilai-nilai Qur’ani.
Sementara itu, Presiden BEM Ma’had Aly Al-Mubaarok menekankan pentingnya literasi sebagai pilar kemajuan santri di era modern.

 

“Menulis adalah salah satu bentuk perlawanan terhadap kejumudan. Santri masa kini tidak hanya dituntut menguasai kitab, tetapi juga mampu menyuarakan gagasan lewat pena,” tegasnya di depan mahasantri.


Kelas ini dipandu oleh Bapak Muhlisun, S.Ag., seorang penulis sekaligus fasilitator berpengalaman yang memimpin sesi pertama dengan materi mengenai pentingnya menulis. Dalam pemaparannya, beliau menekankan tahap-tahap esensial dalam proses penulisan, dimulai dari bagaimana menggali ide secara mendalam dan kreatif, membangun alur tulisan yang logis dan sistematis, hingga memahami manfaat nyata dari kegiatan menulis, baik untuk pengembangan pribadi maupun sebagai media dakwah dan penyebaran ilmu. Pendekatan yang disampaikan Bapak Muhlisun tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga dilengkapi dengan contoh-contoh praktis sehingga peserta dapat langsung memahaminya dan memotivasi mereka untuk menerapkan ilmu tersebut dalam tulisan-tulisan mereka kelak
Sebagai penutup, diharapkan kelas menulis ini dapat menjadi pijakan awal yang kuat bagi para mahasantri untuk terus mengembangkan kemampuan menulis secara konsisten dan berkualitas. Semoga ilmu yang didapatkan selama sesi ini tidak hanya berhenti sebagai teori, tetapi dapat diaplikasikan secara nyata dalam karya-karya tulis yang bermanfaat bagi diri sendiri, lingkungan akademik, dan masyarakat luas.
Dengan semangat dan dedikasi tinggi, para mahasantri diyakini mampu menjadikan tulisan sebagai sarana dakwah dan agen yang menyuarakan hal positif. Karena sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

 

“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan amal shalih...”
(QS. Fussilat: 33)